Berbagi Ilmu Dan Pengalaman Melalui Blog. ( It's My Imagination and My Creativity ).

iklan banner
iklan banner

Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi


Nah, kali ini saya akan men-share sedikit tentang Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi, untuk lebih jelasnya silahkan baca artikel dibawah ini, cekidot :

A. Pola tidak bergerak/statis
         Dari suatu tempat tertentu, pengarang atau pengamat dalam keadaan diam (tak bergerak/statis) dapat melayangkan pandangannya kepada tempat yang akan dideskripsikan, dengan mengikuti urutan-urutan yang teratur dimulai dari titik tertentu.
Pengarang dapat mulai dari timur ke barat atau dari utara ke selatan, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang, atau dari kanan ke kiri. Ia juga dapat bertolak dari satu titik yang dianggap penting kemudian berangsur-angsur ke bagian yang makin rendah kepentingannya dari titik sentral tadi. Atau, ia dapat mulai dari titik yang paling jauh berangsur-angsur ke titik atau tempat yang terdekat.
 
B. Pola bergerak
            Pola yang kedua adalah memandang suatu tempat dari segi yang bergerak. Seringkali terjadi bahwa deskripsi terhadap sebuah tempat dilakukan dengan bertolak dari suatu segi pandangan yang lain, yaitu pengamat sendiri berada dalam keadaan bergerak. Seorang yang berada dalam pesawat terbang akan melihat dari jauh sebuah tempat secara samar-samar. Dari kejauhan ini, ia hanya melihat bagian-bagian yang paling besar, tanpa ada perincian detail-detailnya: namun semakin dekat, bagian-bagian yang lebih kecil akan mulai tampak satu persatu, dan pada titik yang terdekat ia akan melihat bagian yang tadinya sama sekali tidak dilihatnya. Sesudah melampaui tempat tadi, penglihatannya akan mulai berlawanan dengan apa yang baru dialaminya tadi. Makin lama objek-objek bertambah kecil: objek-objek atau bagian-bagian yang kecil menghilang lebih dahulu,
kemudian disusul bagian yang lebih besar, akhirnya seluruh bagian lenyap sama sekali. Kedua pola di atas menunjukkan perbedaan yang amat besar, karena dalam titik pandangan pola pertama (statis) semua benda dalam sebuah tempat berada dalam keadaan diam, tidak mengalami perubahan. Tetapi, pola pandangan kedua menunjukkan perbedaan dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan jarak yang terjadi. Dalam pola yang kedua ini dapat dimasukkan pula variasi berupa deskripsi atas dua tempat atau bagian yang diperbandingkan satu sama lain.
Perhatikan dua kutipan berikut ini!

Kutipan 1
      Di ujung selatan rumah sakit ini ada dua gedung panjang membujur beratapkan seng. Sebelum orang masuk ke dalamnya, tampak tergantung papan tulis yang minta perhatian kita: “Anak umur 16 tahun ke bawah tidak boleh masuk!” Jadi tempat ini amat berbahaya, sebab di halaman berhamburan terbang kuman-kuman tbc yang dinamakan basil Koch itu. Dan basil itu bisa masuk ke tubuh orang. Oleh karena itu, akan selalu kita lihat orang yang sedikit mengerti, menutup hidungnya dengan saputangan dan juru rawatnya memakai topeng masker dan kain putih yang sudah steril. Di depan kedua gedung ini tampak ada sebuah gedung pula. Bila saudara harus melaluinya, karena harus menjenguk wanita atau para juru rawat di asrama wanita, saudara mesti juga menutup hidung sebab bau tai yang sudah kering. Ini jalan ke asrama putri, jadi dengan kata lain, asrama itu letaknya sejajar dengan kedua ruang itu. Akh, supaya jangan mengerikan kita sebut saja kedua ruang tbc itu X dan ruang XI menurut urut-urutannya, jadi letaknya di daerah berbahaya. Kemungkinan terjangkit menurut pikiran yang logis sangat besar, tapi rupanya para perawat sudah kebal – immun – lagi sih ! mereka telah di atas 16 tahun.
Dan Ave Maria atau Santa Lucia, nyanyi-nyanyi gereja kudus itu selalu dapat didengar di kamar mandi bersama-sama lagulagu cinta asrama: bagus, di mana-mana mereka selalu ingat.
Asrama putri itu di sebelah selatan – sedang di sebelah utara
R - X saudara lihat sebuah los besar beratapkan genteng, tempat orang-orang tbc beristirahat dari pukul 8 sampai pukul 10.30 tiap
pagi, 2 1/ 2 jam berbaring telentang, bernafas dengan perut, tidak boleh pikir apa-apa, dan yang lebih celaka lagi, bila orang ingin lekas sembuh, selama 2 1/ 2 jam tidak boleh tidur! Ringan tapi
berat.....”


Kutipan 2

      “Mulai keluar dari Selat Madura, perahu berlayar dengan tenang. Jika kita memandang ke sebelah kiri, pemandangan kita lepas ke daratan Pulau Jawa, dan ke sebelah kanan, pandangan kita tertumbuk ke pantai Pulau Madura. Di sana-sini kelihatan kaki bukit yang keputih-putihan, tanah kapur yang tidak ditumbuhi tanam-tanaman. Kami berlayar antara dua pantai yang agak berlainan keadaannya. Gunung-gunung di pantai Pulau Jawa yang hijau dan lebih subur itu berdiri dengan tenang seakan-akan memandang dengan sayu ke laut. Sehari semalam lepas dari Gresik barulah kami masuk ke laut Jawa. Belum jauh dari selat Madura, ombak sudah mulai besar. Beberapa lamanya kami mendapat angin barat, perahu kami seakan-akan didorong dari belakang. Sepanjang jalan kami banyak berjumpa dengan sampan-sampan penangkap ikan atau perahu-perahu Madura yang berlayar dari tempat-tempat yang dekat. Saya berangkat dalam musim pancaroba atau musim pergantian angin barat dan angin timur. Dalam musim yang semacam itu datang angin tidak tetap, antara sebentar berkisar. Maka, kedengaranlah suara nakhoda memberi perintah kepada anak buahnya untuk menukar letak layar, karena arah angin berubahubah. Saya merasakan perahu amat oleng, selain ombak besar jalan perahu sudah mulai mengambil haluan ke kanan kemudian ke kiri. Tak ubahnya seperti jalan seekor ular yang berbelit-belit, berputar-putar di air. Jalan perahu semacam itu menggergaji namanya.

Sekian dari saya, mudah-mudahan bermanfaat
0 Comments